1. Konsep Lokasi
ü Dalam
geografi, menganalisis aspek positif dan aspek negatif suatu tempat yang ada di
permukaan bumi.
ü Biasanya
digunakan untuk menjawab pertanyaan “Where” (dimana) lokasi suatu tempat.
ü Konsep
lokasi dalam geografi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a)
Lokasi Absolut
Ø Merupakan
lokasi suatu wilayah yang didasarkan pada garis lintang dan garis bujur.
Ø Contoh :
Secara Astronomis lokasi negara Indonesia terletak
antara 6˚ LU – 11˚ LS dan 95˚ BT – 141˚ BT.
b) Lokasi Relatif
Ø Merupakan
suatu lokasi wilayah di permukaan bumi yang sifatnya dapat berubah–ubah, karena
dipengaruhi oleh daerah–daerah yang ada disekitarnya.
Ø Contoh :
Tanah yang ada di lokasi daerah perkotaan biasanya
mempunyai harga lebih mahal daripada di desa.
2. Konsep Jarak
ü Jarak
merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah.
ü Jarak
mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pokok
kehidupan manusia.
ü Contoh :
a) Tanah yang jaraknya jauh dari jalan raya,
harganya lebih murah.
b) Jarak tempuh untuk mengangkut bahan baku ke
pabrik, mempengaruhi besar biaya angkut.
c) Rumah yang jaraknya dekat dengan pusat kota, harganya lebih
mahal.
3. Konsep Keterjangkauan
ü Keterjangkauan
mempunyai kaitan dengan kondisi yang ada di permukaan bumi ini. Misalnya, suatu
daerah tradisional karena kondisi permukaan buminya menyebabkan suatu daerah
tersebut sulit untuk dijangkau.
ü Keterjangkauan
pada umumnya tergantung pada kondisi permukaan bumi suatu daerah tersebut.
Serta keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan
berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Komunikasi,
Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.
ü Contoh :
a) Desa yang dikelilingi rawa-rawa dan
hutan-hutan, biasanya sulit untuk dijangkau daripada desa yang terletak di
tepian pantai-pantai.
b) Suatu penduduk yang tinggal hidup di dalam
hutan-hutan belantara yang besar, akan sulit untuk dijangkau.
c) Kota-kota yang berada pada dataran tanah (bumi) yang
strategis akan mudah sekali untuk dijangkau.
4. Konsep Pola
ü Pola
mempunyai kaitan dengan ketergantungan pada bentuk-bentuk fenomena geografi
yang telah ada di bumi (permukaan bumi)
ü Di dalam
mempelajari ilmu Geografi, terdapat mempelajari pola-pola bentuk dan pola-pola
persebaran fenomena geografi.
ü Contoh :
a) Pola persebaran pemukiman di daerah pegunungan
telah didominasi oleh pola yang menyebar (memencar).
b) Pola sungai-sungai yang ada pada daerah
lipatan-lipatan, pada umumnya berpola trellis.
c) Pola persebaran penduduk di daerah perkotaan didominasi oleh
pola mengumpul (menyatu).
5. Konsep Morfologi
ü Mempunyai
kaitan dengan bentuk muka (permukaan) bumi, sebagai hasil dari adanya
tenaga-tenaga endogen dan eksogen.
ü Contoh :
a) Dataran rendah sepanjang pantai Utara Jawa
telah didominasi oleh perkebunan-perkebunan tebu.
b) Dataran tinggi di daerah puncak Bogor, lahannya
banyak telah dimanfaatkan untuk perkebunan teh.
c) Dataran sedang di provinsi-provinsi Jawa, banyak digunakan
sebagai kota-kota besar.
6. Konsep Anglomerasi
ü Anglomerasi
merupakan kecenderungan persebaran yang mempunyai sifat mengelompok pada suatu
wilayah tertentu, yang relatif sempit, tetapi juga yang paling menguntungkan.
ü Contoh :
a) Di pulau Kalimantan, penduduknya umumnya
berkelompok sepanjang aliran sungai.
b) Di pulau Irian Jaya, penduduknya umumnya
berkelompok di daerah perhutanan.
c) Di pulau Jawa, penduduknya umumnya berkelompok di daerah
pusat kota.
7. Konsep Nilai Kegunaan
ü Nilai
Kegunaan merupakan fenomena geografi atau
sumber daya yang ada di permukaan bumi iniyang bersifat relatif antara
wilayah satu dengan wilayah yang lainnya.
ü Contoh :
a) Hutan
memiliki nilai kegunaan bagi pecinta alam dibandingkan pelajar.
b) Laut
memiliki nilai kegunaan bagi para nelayan dibandingkan dengan petani.
c) Pegunungan memiliki nilai kegunaan bagi para petani
dibandingkann nelayan.
8. Konsep Interaksi
ü Interaksi
merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala-gejala,
kenampakan, dan permasalahan baru.
ü Gejala-gejala
yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
ü Contoh :
Interaksi kota-desa terjadi karena adanya perbedaan potensi
alam.
9. Konsep Diferensiasi Area
ü Diferensiasi
Area berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah di permukaan bumi.
ü Digunakan
untuk mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan
yang lain yang ada di permukaan bumi. Serta dapat juga digunakan untuk melihat
jenis mata pencaharian.
ü Contoh :
-
Jenis tanaman yang dibudidayakan di daerah dataran
tinggi akan berbeda dengan jenis tanaman di dataran rendah.
-
Klasifikasi Iklim Junghuhn, yaitu :
a) Zona dengan ketinggian 0 – 700 m. Jenis tanaman
yang dibudidayakan yaitu tebu, kelapa, jagung, dan padi.
b) Zona ketinggian 700 – 1.500 m. Jenis tanaman
yang dibudidayakan yaitu teh, kopi, coklat, tembakau, dan kina.
c) Zona dengan ketinggian 1.500 – 2.500 m. Jenis
tanaman yang dibudidayakan yaitu pinus dan cemara.
d) Zona dengan ketinggian lebih dari 2500 m. Jenis tanaman
didominasi oleh lumut.
10. Konsep Keterkaitan Ruang
ü Keterkaitan
ruang menunjukkan derajat keterkaitan persebaran antara fenomena yang satu
dengan yang lain, baik yang menyangkut fenomena fisik maupun non-fisik.
ü Contoh :
Penduduk kota memerlukan bahan pangan dari desa ,
sebaliknya penduduk desa perlu memasarkan hasil alamnya ke kota.