LATAR BELAKANG
KELUARGA:
Sutardji Calzoum Bachri dilahirkan pada
tanggal 24 Juni 1943 di Rengat, Indragiri Hulu, Riau.
LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN:
Setelah lulus SMA, ia melanjutkan
pendidikannya sampai tingkat doktoral, Jurusan Administrasi Negara, Fakultas
Sosial Universitas Padjadjaran, Bandung.
Sutardji adalah anak kelima dari sebelas
saudara dari pasangan Mohammad Bachri (dari Prembun, Kutoarjo, Jawa Tengah) dan
May Calzoum (dari Tanbelan, Riau). Dia menikah dengan Mariham Linda (1982)
dikaruniai seorang anak perempuan bernama Mila Seraiwangi.
LATAR
BELAKANG PEKERJAAN:
Kariernya di bidang kesastraan dirintis
sejak mahasiswa yang diawali dengan menulis dalam surat kabar mingguan di
Bandung.
Selanjutnya, ia mengirimkan sajak-sajak dan
esainya ke media massa di Jakarta, seperti Sinar Harapan, Kompas, Berita Buana,
majalah bulanan Horison, dan Budaya Jaya.
Di samping itu, ia mengirimkan sajak-sajaknya
ke surat kabar lokal, seperti Pikiran Rakyat di Bandung dan Haluan di Padang.
Sejak itu, Sutardji Calzoum Bachri diperhitungkan sebagai seorang penyair.
Pada tahun 2000—2002 Sutardji Calzoum Bachri
menjadi penjaga ruangan seni “Bentara”, khususnya menangani puisi pada harian
Kompas setelah berhenti menjadi redaktur majalah Horison.
LATAR
BELAKANG KESASTRAAN / KEBAHASAAN:
Sutardji Calzoum Bachri selain menulis
juga aktif dalam berbagai kegiatan, misalnya mengikuti International Poetry
Reading di Rotterdam, Belanda (1974), mengikuti International Writing Program
di Universitas Iowa, Iowa City, USA (Oktober 1974—April 1975), bersama Kiai
Haji Mustofa Bisri dan taufiq Ismail.
Ia pernah diundang ke Pertemuan International
Para Pelajar di Bagdad, Irak, pernah diundang Menteri keuangan Malaysia, Dato
Anwar Ibrahim, untuk membacakan puisinya di Departemen Keuangan Malaysia,
mengikuti berbagai pertemuan Sastrawan ASEAN, Pertemuan Sastrawan Nusantara di
Singapura, malaysia, dan Brunei Darussalam, serta pada tahun 1997 Sutardji
membaca puisi di Festival Puisi International Medellin, Columbia.
KARYA:
Sutardji dengan “Kredo Puisi”nya menarik
perhatian dunia sastra di Indonesia.
Beberapa karyanya adalah:
1. O (Kumpulan Puisi, 1973),
2. Amuk (Kumpulan Puisi, 1977), dan
3. Kapak (Kumpulan Puisi, 1979).
Kumpulan puisnya, Amuk, pada tahun 1976/1977
mendapat Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Kemudian pada tahun 1981
ketiga buku kumpulan pusinya itu digabungkan dengan judul O, Amuk, Kapak yang
diterbitkan oleh Sinar Harapan.
Selain itu, puisi-puisinya juga dimuat dalam
berbagai antologi, antara lain:
1. Arjuna in Meditation (Calcutta, India,
1976),
2. Writing from The Word (USA),
3. Westerly Review (Australia),
4. Dchters in Rotterdam (Rotterdamse
Kunststechting, 1975),
5. Ik Wil Nogdulzendjaar Leven, Negh Moderne
Indonesische Dichter (1979),
6. Laut Biru, Langit Biru (Jakarta: Pustaka
Jaya, 1977),
7. Parade Puisi Indonesia (1990),
8. Majalah Tenggara,
9. Journal of Southeast Asean Lietrature 36
dan 37 (1997), dan
10. Horison Sastra Indonesia: Kitab Puisi
(2002).
Sutardji selain menulis puisi juga menulis
esai dan cerpen. Kumpulan cerpennya yang sudah dipublikasikan adalah Hujan
Menulis Ayam (Magelang, Indonesia Tera:2001). Sementara itu, esainya berjudul
Gerak Esai dan Ombak Sajak Anno 2001 dan Hujan Kelon dan Puisi 2002 mengantar
kumpulan puisi “Bentara”.
Sutardji juga menulis kajian sastra untuk
keperluan seminar. Sekarang sedang dipersiapkan kumpulan esai lengkap dengan
judul “Memo Sutardji”
Penghargaan:
Penghargaan yang pernah diraihnya adalah:
1. Hadiah Sastra Asean (SEA Write Award) dari
Kerajaan Thailand (1997),
2. Anugrah Seni Pemerintah Republik Indonesia
(1993),
3. Penghargaan Sastra Chairil Anwar (1998),
dan
4. Dianugrahi gelar Sastrawan Perdana oleh
Pemerintah Daerah Riau (2001).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar